Penyuluhan
kehutanan memiliki kegiatan yang tertentu agar tujuan yang diinginkan
(perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan
masyarakat tani hutan) dapat tercapai. Kegiatan ini harus dilaksanakan
secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh
karena itu memerlukan dan menerapkan, sehingga masyarakat tani hutan
tersebut dapat menolong dirinya sendiri mengubah dan memperbaiki tingkat
pemikiran , tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah
satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan adalah
mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah prilaku masyarakat
sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demitercapainya
perbaikan mutu hidupnya.
Dalam
hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran penyuluh sangatlah beragam,
baik mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan
sosialnya dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi, serta
tujuan yang diinginkannya. Dengan demikian, tidak ada satu metode yang
selalu untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan kehutanan.
Karena
itu, dalam setiap pelaksanaan penyuluhan kehutanan, penyuluh kehutanan
harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan kehutanan yang paling
baik sebagai salah satu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan
penyuluhan kehutanan yang dilaksanakannya.
A. Prinsip-Prinsip Metode Penyuluhan Kehutanan
Satu
hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh kehutanan
sebelummenerapkan suatu metode penyuluhan adalah ia perlu memahami
prinsip-prinsip metode penyuluhan yang dapat dijadikannya sebagai
landasan memilih metode yang tepat.
Beberapa prinsip mertode penyuluhan kehutanan yang perlu diperhatikan oleh seorang penyuluh kehutanan adalah :
1. Pengembangan untuk berfikir kreatif
Melalui
penyuluhan kehutanan , bukanlah dimaksudkan agar masyarakat
sasaranselalu menggantungkan diri pada petunjuk, nasehat, atau bimbingan
penyuluhnya. Tetapi, sebaiknya, melalui penyuluhan harus mampu
dihasilkan masyarakat tani hutan yang dengan upayanya sendiri mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya dalam memanfaatkan hutan, serta mampu
mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan
peluang yang diketahuinyauntuk terus menerus dapat memperbaiki mutu
hidupnya.
Karena
itu, pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluhharus mampu
memilih metode yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan
kreativitas masyarakat sasarannya.
2. Tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran
Dalam
banyak kasus kegiatan penyuluhan kehutanan sebaiknya dilaksanakan
dengan menaerapkan metode-metode yang dapat dilaksanakan dilingkungan
pekerjaan (kegiatan) sasarannya, hal tersebut dimaksudkan agar:
a) Tidak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinya.
b) Penyuluhan
kehutanan dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk
masalah-masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.
c) Kepada
sasaran untuk ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan
potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya
sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh petani.
3. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
Sebagai makluk sosial, setiap individu akan selalu berprilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, setidak-yidaknya akan berusaha menyesuaikan diri dengan prilaku orang-orang sekitarnya.
Karena
itu, kegiatan penyuluhan kehutanan akan lebih efisien jika diterapkan
hanya kepada warga masyarakat tani hutan, terutama yang diakui oleh
lingkungannya sebagai panutan yang baik.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran
Kegiatan
penyuluhan adalah upaya mengubah prilaku orang lain secara persuasif
dengan menerapkan system pendidikan. Hubungan pribadi yang akrab antara
penyuluh dengan sasarannya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu
sendiri.
Keakraban
hubungan antara penyuluh dan sasaran ini menjadi sangat penting, karena
dengan keakraban ini aka tercipta suatu keterbukaan mengemukakan
masalah dan menyampaikan pendapat. Disamping itu, saran-saran yang
disampaikan penyuluh kehutanan dapat diterima dengan senang hati seperti
layaknya saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.
5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan
Kegiatan
penyuluhan adalah upaya untuk mengubah prilaku sasaran, baik
pengetahuan, sikapnya atau keterampilannya. Dengan demikian, metode yang
diterapkan harus mapu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti
sikap dan fikiran) dengan sukahati atas kesadaran ataupun pertimbangan
nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu
hidupnya sendiri, keluarga, dan masyarakat.
B. Pendekatan-Pendekatan Untuk Memilih Metode Penyuluhan Kehutanan
Dalam
kegiatan penyuluhan kehutanan kita mengenal adanya penyuluhan kehutanan
perorangan dan penyuluhan kehutanan massal yang dalam prakteknyaselalu
menggunakan metode-metode pendekatan, yaitu sebagai berikut:
1. Metode penyuluhan dan proses komunikasi
Untuk
memilih metode berkomunikasi yang efektif, ada tiga cara yabg dapat
diterapkan dalam pemilihan metode penyuluhan kehutanan, yaitu :
a) Metode penyuluhan menurut media yang digunakan
Berdasarkan media yang digunakan, metode penyuluhan kehutanan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Media
lisan, baik yan disampaikan secara langsung (percakapan, tatap muka
atau radio komunikasi antar penduduk), maupun secara tidak langsung
(lewat radio, kaset, dll).
2) Media
cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan (foto, majalah pedesaan,
selebaran, poster, dll) yang dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang di
tempat-tempat strategis yang mudah dijumpai oleh sasarannya (di jalan pasar).
3) Media
terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide, pertunjukkan
film. Kegiatan penyuluhan melalui media merupakan metode penyuluhan yang
paling dimengerti karena ada unsure hiburannya. Biasanya DEpartemen
Kehutanan mengirimkan mobil unit kegiatan penyuluhan yang dilengkapi
dengan perangkap audio visual yang cukup modern dan diperlengkapi dengan
beberapa judul film hiburan selain dari film mengenai penyuluhan yang
akan ditayangkan.
b) Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya
Berdasarkan hubungan penyuluh kesasarannya, metode penyuluhan dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1) Komunikasi
langsung (percakapan atau tatap muka) yang memungkinkan penyuluh dapat
berkomunikasi langsung dalam waktu yang relative singkat.
2) Komunikasi
tak langsung baik melalui perantara orang lain lewat surat yang tidak
memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu
yang relative singkat.
3) Metode penyuluhan kehutanan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya.
Seperti
halnya dengan metode penyuluhan berdasarkan media yang digunakan metode
penyuluhan menurut keadaan psiko-sosial sasarannya juga dibedakan
kedalam tiga hal, yaitu:
1) Pendekatan
perorangan, artinya penyuluh kehutanan berkomunikasi secara orang
seorang dengan setiap sasarannya, misalnya melaui kunjungan ke rumah,
kunjungan ke tempat kegiatan petani, dll.
2) Pendekatan
kelompok, manakala penyuluh kehutanan berkomunikasi dengan sekelompok
sasaran pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan di lapangan,
penyelenggaraan latihan, dll.
3) Pendekatan
missal, jika penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung
dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak, bahkan mungkin tersebar di
tempat tinggalnya, misalnya penyuluhan lerwat TV, penyebaran selebaran,
dll.
2. Metode penyuluhan dalam pendidikan non formal
Salah
satu ciri utama yang membedakan antara pendidikan formal dan pendidkan
non formal adalah penyelenggaraan pendidikan non formal (penyuluhan
kehutanan) dapat diselenggarakan kapan saja dan dimana saja. Dengan
demikian, metode yang diterapkan di dalam pelaksaan penyuluhan dapat
menerapkan metode pendidikan formal (ceramah, diskusi, belajar mandiri)
atau metode yang tidak pernah diterapkan dalam system pendidikan formal
seperti: pameran, kunjungan ke rumah, (anjangsana), dll.
Cirri
lain, kegiatan non formal (termasuk penyuluhan kehutanan) selalu
diprogramkan sesuai dengan kebutuhan sasaran. Artinya, berbeda dengan
pendidikan formal yang telah memiliki program yang dilakukan, sehingga
setiap warga belajarnya harus mengikuti atau menyesuaikan diri dengan
program pendidikan tersebut. Setiap program pendidikan non formal
(kegiatan penyuluhan) harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan
sasarannya, dengan demikian metode penyuluhan yang akan dipilih harus
selalu disesuaikan dengan karakteristik sasarannya sumberdaya yang
tersedia atau yang dapat dimanfaatkan serta keadaan lingkungan (termasuk
tempat dan waktu) diselenggarakannya kegiatan penyuluhan kehutanan
tersebut.
3. Metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa
Pendidikan
dalam kegiatan penyuluhan kehutanan adalah merupakan proses penyadaran
menuju kepada pembebasan. Oleh karena itu, proses pendidikan harus
dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan ketergantungan atau
bentuk-bentuk penindasan “baru”. Artinya melalui pendidikan sasaran
didik harus diberi kesempatan seluas-luasnyamenyampaikan pengalaman dan
mengembangkan daya nalarnya, sehingga dalam proses pendidikan tersebut
kedudukan pendidik dan yang dididk sama derajatnya.
Selaras
dengan itu , salah satu cirri utama dari pendidikan orang dewasa adalah
keberhasilan pendidik tidak tergantung kepada berapa materi yang
diajarkan atau seberapa jauh tingkat pemahaman warga terdidik terhadap
materi yang diajarkan tetapi lebih dicirikan pada seberapa jauh program
pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog baik antara pendidik dan
yang terdidik maupun sesame peserta didik. Dengan demikian metode
diskusi umumnya lebih baik dibanding dengan metode kuliah atau ceramah.
Oleh karena itu, pemilihan metode pendidikan orang dewasa harus selalu mempertimbangkan:
a) Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan atau pekerjaan pokoknya
b) Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin
c) Lebih banyak menggunakan alat peraga.
Hal
lain yang juga harus diperhatikan dalam metode pendidikan orang dewasa
(termasuk penyuluhan kehutanan) adalah program pendidikan harus lebih
banyak mengacu kepada pemecahan yang sedang dan akan dihadapi dibanding
dengan upaya menambah pengalaman belajar baik yang berupa pengetahuan,
sikap maupun keterampilan-keterampilan baru. Berkaitan dengan hal itu
ada dua hal yang harus ditekankan yaitu menata pengalaman masa lampau
yang telah dimiliki dengan cara “baru” dan memberikan pengalaman baru
(pengetahuan, sikap, dan keterampilan).
C. Ragam Metode Penyuluhan Kehutanan
Ragam metode penyuluhan kehutanan
dapat dibedakan menurut ; media yang digunakan, hubungan penyuluh dan
sasaran serta pendekatan psikologi yang dilakukan penyuluhnya. Ragam
metode penyuluhan kehutanan cukup banyak, tinggal bagaimana seorang
penyuluh kehutanan dapat menganalisis masalah yang dihadapi masyarakat
tani hutan, kondisi sosial ekonominya dan masalah-masalah lain yang
berhubungan dengan pemanfaatan hutan oleh masyarakat.
Adapun ragam metode penyuluhan kehutanan itu, yaitu sebagai berikut :
1. Metode individu kunci, kontak tani hutan, kelompok tani hutan, himpunan tani
a) Metode individu kunci
Individu
kunci adalah individu yang maju ( inovatif), termasuk dalam golongan
“penerap dini” yang atas dasr kesadarannya bersedia (tanpa menuntut
upah) bekerja sama sebagai rekan sekerja penyuluh kehutanan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan kehutanan bagi warga masyarakat sekitar
(terutama dilingkungan sosialnya sendiri).
Metode
penyuluhan individu kunci adalah metode yang menggunakan
individu-individu kunci sebagai sasaran utama penyuluhan. Artinya, di
dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu melakukan kontak
pribadisecara berkelanjutan dengan individu-individu kecil tersebut
untuk kemudian selaras dengan karakteristik individu kunciseperti yang
dikemukakan di atas, mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan
penyuluhan tersebut kepada seluruh warga masyarakat sebagai penyuluh
“sukarela”.
Metode
ini sangat efesien karena penyuluh tidak perlu berhadapan langsung
dengan seluruh wargamasyarakat dan lebih efektif karena penyuluhan
dilakukan sendiri oleh individu kunci yang sudah dikenal, diakui dan
dipanuti oleh masyarakat setempat.
b) Kontak tani hutan
Anggota
kelompok tani hutan biasanya merupakan petani pemilik lahan garapan
atau penggarap lahan orang lain, pengalamannya dalan berusaha tani telah
banyak, dinamis dan mempunyai pandangan yang positif terhadap teknologi
pemanfaatan hutan yang baru karena keinginannya untuk mencapai
peningkatan dalam produksinya memanfaatkan lahan dan hutan. Seorang
kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungan
perkampungan/pedesaannya.
Kontak
tani hutan terdiri dari sekumpulan petani (biasanya terdri dari 15
orang) yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani.
Organisasinya bersifat non formal, namun demikian dapat dikatakan kuat
karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas kekeluargaan. Biasanya
menjadi motor dalam kelompok ini adalah kontak tani hutan yang
hubungannnya dengan para anggota kelompok itu demikian erat dan luwes
dan atas dasar kewajaran. Kelompok tani hutan terbentuk atas dasar
kesadaran , jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini menghendaki
terwujudnya pemanfaatan hutan dengan cara bijaksana, terutama
memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian, misalnya dengan sistem
Agroforestry, usahan tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera
dalam pengembangan hidupnya.
Adapun
fungsi kelompok tani hutan, yaitu sebagai wadah terpeliharanya dan
berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotongroyongan.
Fungsi ini terjabarkan dalam kegiatan ; pengadaan saran produksi
(saprodi) yang murah dengan cara melakukan pembelian secara bersama
(massal); pengadaan bibit tanaman yang resisten untuk kepentinga para
angotanya dengan jalan mengusahakan kebun bibit bersama; mengusahakan
kegiatan pemberantasan/pengendalian hama/penyakit tanaman secara
terpadu; guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki
prasarana-prasarana yang menunjangusaha taninya (saluran air, terasering
lahan, penanggulangan erosi, perbaikan jalan setapak, dll;
menyelenggarkan demonstrasi cara bercocok tanam dengan menkombinasikan
tanaman hutan dan tanaman pertanian (Agroforestry), cara mengatasi
ham/penyakit tanaman yang dilakukan bersama penyuluh kehutanan; dan
mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang
baik dan seragam dan kemudian mengusahakan pula pemasaran secara bersama
agar terwujud harga yang baik dan seragam.
c) Himpunan tani
Himpunan
tani merupakan organisasi para petani yang formal, beranggaran dasar
dan berpengurusan yang layak. Para anggotanya terdiri dari kelompok
petani-petani yangada di pedesaan atau disekitar areal hutan/pertanian.
Kegiatannya pun tak jauh berbeda dengan kelompok tani yaitu sebagai
media masyarakat tani yang berkembang dengan dinamis, sebagai alat untuk
mewujudkan perubahan-perubahan baru yang maju dilingkungan para petani
dan sebagai wadah penyatuan aspirasi yang sehat sesuai dengan keinginan
atau hati nurani para petani. Suratkabar, radio, dan televisi, majalah
tentang kehutanan, pampler, leaflet, dan poster merupakan media mati
dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.
2. Surat menyurat
Metode
surat menyurat adalah metode penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh
melalui pengiriman barang cetakan (gambar, leaflet, booklet, buletin,
majalah, dan lain-lain), kepad asasrannya, abik perorangan maupun
kelompok. Karena itu, metode karyawisata sering kali juga merupakn
bagian dari pelaksaan metode pertemuan yang disamping merupakan acara
selingan untuk menghibur, juga untuk menambah pengalaman yang
menunjangmateri yang telah disampaikan agar proses adopsi dapat lebih
cepat dicapai. Disampinng itu, karyawisata dimaksudkan juga untuk
menumbuhkan imajinasi dan merangsang daya pikir kreatif pada diri
sasarannya.
Beberapa sasaran (objek) karyawisata yang dipilih dapat berupa :
a) Individu
atau kelompok yang memiliki kesamaan kondisi seperti yang dimiliki
sasaran , tetapi telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mencapai
prestasiyang lebih baik dengan menerapkan inovasi-inivasi yang belum
atau sedang disuluhkan
b) Lembaga-lembaga
penelitian atau pusat-pusat informasiyang diharapkan dapat memberikan
pengalaman-pengalaman baru, menunjukkan alternatif-alternatif.
3. Karyawisata
Metode karyawisata, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode kunjungan (anjangsana dan anjangkarya) bedanya adalah :
a) Penyuluh
dengan mengajak sasaran penyuluhannya (perorangan atau kelompok)
mengunjungi objek tertentu yang sudah direncanakan/dipilih. Jadi sasaran
penyuluhan adalah yang diajak bukannya yang dikunjungi.
b) Dalam karyawisata, kegiatan penyuluhan dibarengi dengan upaya menghibur sasaran penyuluhannya.
Metode
karyawisata ini, dimaksudkan untuk menambah wawasan (sikap dan
pengetahuan) sasaran penyuluhan untuk melakukan studi banding antara
pengalaman-pengalaman yang sudah dimilikinya dengan
pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh setelah mengunjungi
objek-objek yang dituju.
Metode
karyawisata ini, seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan kehutanan yang menggunakan metode lain baik yang sedang,
telah atau akan dilaksanakan.
Dalam
melaksanakan metode ini, bila tidak dikombinasikan dengan metode lain,
hanya akan menambah pengetahuan petani saja, menggugah kesadaran, minat
dan menilai sampai mencoba, sedang untuk menambah keterampilan sering
kali kurang efektif. Karena itulah kegiatan penyuluhan kehutanan dengan
metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain misalnya melalui
media kelompencapir.
4. Kunjungan (anjangsana dan anjanr karya)
Baik
metode anjangsana dan anjang karya, keduanya merupakan metode kunjungan
yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh kehutanan
dengan melakukan kunjungan kepada sasarannya dengan perorangan dan
kelompok, baik di rumah/di tempat tinggal (anjangsana) ataupun di
tempat-tempat mereka biasanya melakukan kegiatan sehari-hari (anjang
karya).
Metode
ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan untuk sasaran
yang setidak-tidaknya sudah pada tahap “menilai” untuk mempengaruhi
pikiran dan keterampilannya.
5. Demonstrasi
Metode
demonstrasi, sering kali dipandang sebagai metode yang paling efektif.
Karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah “ dengan melihat
kita menjadi percaya “. Artinya, di dalam kegiatan penyuluhan kehutanan,
kepada sasaran kegiatan penyuluhan kehutanan perlu ditunjukkan
bukti-bukti yang nyata yang dapat dilihat dengan mata kepala mereka
sendiri, agar mereka mempercayai segala sesuatu, yang disuluhkan. Bila
mereka sudah percaya, mereka pasti lebih cepat terdorong untuk mencoba
dan menerapkannya. Oleh sebab itu, metode demonstrasi hampir selalu
diterapkan setidak-tidaknya pada tahapan minat dan menilai, karena
memerlukan biayayang relatif mahal.
Metode
demonstrasi ada tiga macam yaitu demonstrasi cara, demonstrasi hasil,
dan demonstrasi cara dan hasil. Meskipun demonstrasi ini merupakan
metode yang efektif, buakan berarti bahwa metode demonstrasi ini mudah
dilaksanakan, sebab selain memerlukan biaya yang relatif besar,
pelaksanaan demonstrasi ini menuntut banyak persyaratan yang seringkali
sulit dipenuhi.
6. Metode pertemuan kelompok
Termasuk dalam metode pertemuan kelompok adalah ceramah, diskusi dan kursus atau pelatihan.
a) Ceramah
Metode
ceramah umumnya diselenggarakan dalam suatu tempat dengan suasana yang
cukup menunjang terselenggaranya suasana pembicaraan yang komunikatif.
Ruangan yang tersedia relatif cukup luas dengan kapasitas tampung 50-500
orang. Pada kegiatan pertemuan yang metode ceramah, penyuluh kehutanan
sebaiknya hanya menyampaikan pokok-pokok pikiran yang akan
disampaikannya dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
sasran penyuluh kehutanan untuk menyampaikan tanggapan terhadap hal-hal
yang disampaikan, dengan catatan hal-hal yang disampaikan yang berupa
pokok pikiran tadi dikuasai penjelasannya secra mendetail oleh penyuluh.
Karena
jumlah sasaran penyuluhan cukup besar maka diperlukan alat bantu yang
menunjang kelancaran pertemuan baik berupa materi tertulis maupun
gambaran yang terproyeksi yang memiliki ukuran yang cukup besar. Jika
peralatan tidak tersedia, penyuluh kehutanan harus pandai membaca
situasi dan berusaha untuk menarik perhatian para hadirin untuk
memperhatikan materi yang disuluhkannya. Waktu ideal untuk
penyelenggaraan penyuluhan kehutanan dengan metode ceramah ini maksimum 1
– 2 jam.
b) Kuliah
Metode
kuliah tidak jauh beda dengan metode ceramah, penyuluh relative
mendominasi kesempatan berbicara dan menggunakan alat peraga.
Perbedaannya, yaitu :
1) Pada umumnya diselenggarakan di dalam ruangan tertutup
2) Jumlah sasaran relative terbatas (maksimum 50 orang)
3) Sasaran
penyuluh kehutanan relative memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk
menyampaikan tanggapan dan meminta penjelasan kepada penyuluhnya.
Dalam
penerapan metode ini seorang penyuluh harus benar-benar memiliki
persiapan yang baik dan berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi,
penguasaan materi penyuluhan kehutanan, maupun sikap terhadap
sasarannya.
c) Diskusi
Metode
diskusi memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada sasaran
untuk menyampaikan tanggapannya, pendapatan, ataupun saran. Berbeda
dengan metode ceramah dan kuliah, peran penyuluh dalam metode ini
relative kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai fasilitator atau
nara sumber dan bukan semata-mata sebagai informan.
Sebaiknya
cara diskusi diselenggarakan pada waktu tertentu secara teratur. Usaha
menghidupkan kelompen capir kehutanan di pedesaan, acara diskusi
merupakan media yang efektif. Topik diskusi sebenarnya dapat berasal
dari adanya media penyuluhan kehutanan yang lain. Hasil diskusi dalam
penyuluhan kehutanan harus berupa perumusan dari hasil beberapa
pemikiran para petabi untuk kemudian dilaksanakan bersama. Dalam
melaksanakan acara diskusi, seorang penyuluh kehutanan tidak perlu
banyak berbicara dan memegang kendali diskusi.
d) Kursus
Kursus
pada masyarakat tani hutan sebenarnya merupakan system oenyuluhan
kehutanan yang dapat digunakan beberapa media dan metode penyuluhan
kehutanan. Kursus tani hutan merupakan system pendidikan pemanfaatan
hutan dan lahan disekitarnya untuk masyarakat yang berdiam di sekitar
hutan dalam usaha membantu dan membimbing kelarga menyangkut cara kerja
dan teknik pemanfaatan lahan dan hutan denga baik. Dalam penyuluhan
kehutanan yang ampuh untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
peseta.
Kursus
tani hutan dapat juga dianggap sebagai alat untuk mempertebal
pengertian dan keasadaran petani dalam usaha memperbaiki
kesjahteraannya. Dengan kata lain, tujuan kursus tani hutan adalah
meningkatkan pengertian pengetahuan kecakapan dan kegiatan etani dalam
rangka memanfaatka lahan dan hutan untuk kesejahteraannnya.
7. Kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa atau kelompencapir
Kelompencapir
sebenarnya merupakan kelompok secara rutin memburu informasi dari media
massa yang nilainya bermanfaat bagi pemenuhan atau untuk memecahkan
masalah-masalah yang sedang dihadapinya dan mendiskusikannya dalam
pertemuan berkala yang telah mereka sepakati bersama. Dengan demikian
kelompencapir sebenarnya adalah kelompok diskusi, tetapi sumber
informasi yang dimanfaatkan tidak bersumber atau berasal dari penyuluh
kehutanan, melainkan dari media massa.
Seperti
halnya metode diskusi, metode kelompencapir sangat efektif untuk
mempengaruhi sikap, pengetahuan atau bahkan keterampilan anggotanya,
pada tahapan sadar, minat, menilai atau juga mencoba.
8. Pertemuan umum
Metode pertemuan umum sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode pertemuan kelompok. Bedanya adalah :
a) Pada
umumnya diselenggarakan pada tempat terbuka, sehingga dapat menampung
jumlah peserta yang jauh lebih besar dbanding pertemuan kelompok.
b) Karena
jumlah peserta sangat banyak, kepada sasaran sama sekali tidak ada
kesempatan untuk menyampaikan pendapat pribadinya sendiri.
Karena
itu metode pertemuan umum hanya efektif untuk mempengaruhi sikap dan
pengetahuan sasaran guna membangkitkan kesadaran dan minat sasaran
penyuluhan kehutanan.
Sebagai metode penyuluhan kehutanan, dalam mengadakan pertemuan umum harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Harus menarik perhatian masyarakat luas
b) Pembicara harus memiliki kualifikasi yang baik
c) Dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sesuai
9. Pameran
Pameran
merupakan media penyuluhan kehutanan pertanian yang digunakan sebagai
pelaksanaan dari metode penyuluhan kehutanan massal. Sifat pengunjungnya
heterogen, tidak terbatas hanya kepada petani, tetapi juga orang yang
bukan petani. Di dalam pameran akan dijumpai berbagai macam visual aid
(perlengkapan visual) yang digunakan secara tunggal atau kombinasi.
Tujuan dari pameran pembangunan hutan adalah :
a) Memperlihatkan fakta dengan dasar member informasi kepada pengunjung
b) Memperlihatkan suatu acara artinya mengjar bagaimana cara mengerjakannya
c) Memajukan suatu usaha
d) Memperkenalkan hasil-hasil usaha, memepelihatkan hasil yang dicapai, yang kuantitas dan kualitasnya baik, dan lain-lain.
Manfaat
dari penerapan metode pameran ini adalah karena pemeran ini dapat
diselenggarakan sebagi wujud pangharapan pemerintah terhadap karya dan
partisipasi masyarakat dalm proses pembangunan nasional, sekaligus
sebagai sarana hiburan bagi warga masyarakat luas yang pada umumnya
sangat langka atau tidak terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah
sehingga penyelenggaraan pameran itu sendiri dapat lebih mendorong
seluruh warga masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam pembangunan
kehutanan, karena mereka juga merasa diperhatikan dan diakui
keberadaannya.
10. Pertunjukan
Penyuluhan
kehutanan dengan metode pertunjukan adalah kegiatan penyuluhan
kehutanan yang dikaitkan dengan penyelengaraan suatu pertunjukan
(kesenian), baik yang dilaksanakan khusus untuk keperluan penyuluhan
kehutanan, ataupun yang dilaksanakan dengan menyampaikan pesan-pesan
yang diinginkan.
Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan, juga tidak akan efektif jika :
a) Pertunjukan itu sendiri tidak menarik untuk ditonton baik dari cerita maupun pemerannya.
b) Cerita yang begitu memikat perasaan penonton untuk larut di dalam setiap adegan atau alur ceritanya.
c) Penyampaian pesan oleh pemesan yang kurang baik.
Sebagai
metode penyuluhan kehutanan, metode ini mampu digunakan untuk
mempengaruhi sikap pengetahuan dan bahkan keterampilan-keterampilan
tertentu. Sehingga umumnya sangat efektif untuk menggugah kesadaran,
menumbuhkan minat, menilai atau bahkan bagi sasaran dalam tahapan
mencoba (meskipun sangat kecil manfaatnya).
11. Siaran radio
Radio
adalah media komunikasi secara lisan yang sifatnya tidak langsung.
Pemberi informasi tidak dapat dilihat atau tidak berhadapan yang diberi
informasi. Melalui media radio dapat diselenggarakan siaran pedesaan
yang materi siarannya menyangkut penerangan dan penjelasan mengenai
suatu teknik pemanfaatan lahan/hutan, dilengkapi dengan tanya jawab.
Kelemahan penggunaan metode siaran radio adalah :
a) Masyarakat sasaran relative sulit menangkap dan memahami pesan-pesan yang hanya diterima melalui pendengaran saja.
b) Sering sulit didengar bila terjadi gangguan dalam penyiaran.
c) Kesulitan dalam merancang program siaran yang sesuai dengan kebutuhan seluruh masyarakat sasarannya.
12. Siaran televisi
Metode
siaran televisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan metode siaran
radio, hanya saja di sini dipakai televise sebagai media komunikasi yang
digunakan oleh penyuluh kehutanan maupun masyarakat sasarannya.
Berbeda
dengan siaran radio, penggunaan TV sebagai media penyuluhan kehutanan
karena masyarakat sasaran tidak hanya mendengarkan suara penyuluh
kehutanan, tetapi dapat pula meluhat dan memperhatikan segala peragaan
yang ingin diungkapkan oleh penyuluh kehutanan baik melalui suara,
gerakan-gerakan, maupun cintoh-contoh, bahkan demonstrasi-demonstrasi
atau percakapan. Dengan demikian, penyuluhan kehutanan dengan
menggunakan metode siaran TV dapat pula dinikmati oleh sasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar