Rabu, 29 Januari 2014

Bubalus quarlesi (Anoa Pegunungan)

Anoa pegunungan adalah salah satu dari dua jenis spesies anoa yang ada di Indonesia, dikenal juga dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montagne, Anoa de Quarle, Berganoa, Anoa de Montaña. Anoa pegunungan merupakan ruminansia liar yang mirip dengan kerbau, tetapi ukuran tubuh lebih kecil menyerupai kambing, sehingga mudah dikendalikan oleh masyarakat untuk dibudidayakan. Jika anoa dibudidayakan akan memberikan kontribusi sebagai sumber daging, namun di sisi lain populasinya mengalami penurunan karena deforestasi dan perburuan liar (Mustari, 2005).


Upaya penyelamatannya dari kepunahan lebih banyak dilakukan secara   konservasi ex situ. Sejauh ini telah dilakukan penelitian tentang konservasi hewan ini dengan pendekatan bioteknologi reproduksi melalui produksi embrio in vitro dan kriopreservasi sel gamet dan embrio (Rusiyanto et al., 2005). Penelitian lain adalah hubungan filogenetik anoa berdasarkan genom mitokondria (Furoida et al., 2005).


Penelitian yang berkaitan dengan nutrisi anoa, juga telah dilakukan yang meliputi analisis komposisi proksimat pakannya di kawasan hutan Taman Nasional Lore Lindu (Labiro, 2001), dan di kawasan hutan Kalobo Tanjung Peropa (Mustari, 2003), serta studi laju aliran ingesta, konsumsi dan daya cerna nutrisi anoa (Miyamoto et al., 2005). Uraian di atas menunjukkan bahwa masih banyak informasi yang belum diketahui, terutama pada anoa yang baru diambil dari hutan dan dipelihara masyarakat di permukiman, seperti kebiasaan makan (feeding habit), baik di hutan maupun di permukiman, serta respon hewan ini terhadap pakan dan kebutuhan nutrien. Penelitian tentang preferensi pakan dan kebutuhan nutrisinya bertujuan untuk menganalisa jenis-jenis tanaman yang disukai di habitat alami dan di permukiman penduduk sekitar kawasan hutan, menganalisa responnya terhadap manipulasi pakan dan mengestimasi kebutuhan energi dan nutrien untuk hidup pokok dan pertumbuhan.
Klasifikasi 
Klasifikasi ilmiah anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) adalah sebagai berikut :
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Mamalia
Ordo:
Cetartiodactyla
Upaordo:
Ruminantia
Famili:
Bovidae
Upafamili:
Bovinae
Genus:
Bubalus
Spesies:
Bubalus quarlesi


Persebaran Anoa Pegunungan
Peta persebaran Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) oleh Groves (1969) dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Peta Persebaran Anoa Pegunungan, Bubalus quarlesi



Deskripsi morfologi
Panjang dari kepala sampai kaki 122-153 cm, tinggi bahu tidak lebih dari 75 cm, panjang ekor bisa mencapai 27 cm, sedangkan berat ukuran dewasa kurang dari 150 kg. Anoa pegunungan memiliki bulu yang sangat tebal dan berwarna cokelat gelap atau hitam. Anoa jantan warnanya lebih gelap daripada anoa betina. Ekor relatif pendek. Baik jantan maupun betina memiliki tanduk yang relatif pendek, lurus, dan sudutnya mengarah kebelakang.Tanduk bisa bertumbuh hingga mencapai 15-20 cm.

Gambar 02. Morfologi Bubalus quarlesi



Kebiasaan Hidup dan Habitat Alami
Anoa pegunungan terdapat di pulau Sulawesi dan Pulau Buton di Indonesia. Anoa Pegunungan termasuk dalam kategori hewan hutan hujan, dan memilih daerah yang terdapat banyak vegetasi, sumber air yang permanen dan jauh dari jangkauan manusia.
Anoa pegunungan biasanya mandi di kubangan lumpur, seperti halnya kerbau liar. Hal ini mungkin dikarenakan ia membutuhkan mineral yang terkandung di dalamnya. Anoa Pegunungan sangat aktif di pagi hari, ia kembali ke tempat berlindungnya saat tengah hari. Mereka berlindung di bawah pohon besar yang tumbang, di bawah batu-batu besar dan diantara akar pohon. Tanduknya digunakan untuk menyingkirkan ranting atau untuk menggali tanah, dan juga digunakan saat terjadi pertarungan fisik dengan anoa yang lain untuk memperlihatkan dominansi. Saat merasa bersemangat, Anoa Pegungungan akan mengeluarkan suara “moo” yang singkat. Anoa pegunungan hidup secara soliter atau secara berpasangan.
Makanan dan Predator
Anoa merupakan hewan herbivora. Makanannya terdiri dari rumput atau dedaunan, selain itu ia juga makan jahe, buah-buahan yang tumbuh di habitat mereka, sawit dan juga pakis. Anoa tidak memiliki predator utama, walaupun saat ini yang menjadi ancaman utamanya adalah manusia. 
Reproduksi
Masa kehamilan dari 276 hari sampai 315 hari, bayi yang dilahirkan hanya satu ekor, kemampuan bereproduksi terjadi pada umur 2 tahun hingga 3 tahun. anoa bisa bertahan hidup sekitar 20 tahun hingga 25 tahun. Saat dilahirkan, bayi anoa bulunya berwarna cokelat keemasan atau kekuningan dan sangat tebal. Warnanya perlahan akan berubah menjadi lebih gelap seiring dengan perkembangannya.
Status Konservasi
Sedikit data yang bisa didapatkan mengenai jumlah populasi pasti dari Anoa Pegunungan. Saat ini diperkirakan jumlah populasi dari seluruh Anoa Pegunungan sekitar 3000 hingga 5000 ekor. Populasinya menurun dari tahun 1900, hal ini diakibatkan oleh berkurangnya habitat, perburuan dan penembakan yang dilakukan oleh militer. Diperkirakan kurang dari 2.500 ekor individu dewasa. Populasi dari anoa sudah sangat mengkhawatirkan, karena subpopulasinya yang berada pada area hutan lindung seperti Taman Nasional Lore Lindu juga mengalami penurunan jumlah populasi yang diakibatkan oleh tingginya perburuan. Ada tiga area dimana jumlah populasi anoa menurun drastis, yaitu di Gorontalo, Buol, dan kabupaten Tolitoli. Anoa Pegunungan berada pada posisi Appendices I dari daftar CITES dan berada pada daftar Endangered pada data IUCN.
Kepentingan Ekonomi
Anoa pegunungan biasanya diburu untuk diambil kulit, daging dan tanduknya. Selain itu pembukaan hutan untuk dijadikan lahan pertanian dan pertambangan emas juga semakin mengancam habitat Anoa Pegunungan, karena ia kehilangan habitatnya dan sumber makanannya, serta ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keberadaan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar