METODE PENYULUHAN KEHUTANAN
Ragam metode penyuluhan kehutanan dapat dibedakan menurut ; media yang
digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran serta pendekatan psikologi yang
dilakukan penyuluhnya. Ragam metode penyuluhan kehutanan cukup banyak,
tinggal bagaimana seorang penyuluh kehutanan dapat menganalisis masalah
yang dihadapi masyarakat tani hutan, kondisi sosial ekonominya dan
masalah-masalah lain yang berhubungan dengan pemanfaatan hutan oleh
masyarakat.
Adapun ragam metode penyuluhan kehutanan itu, yaitu sebagai berikut :
1. Metode individu, kontak tani hutan, kelompok tani hutan, himpunan tani
a) Metode individu
Individu kunci adalah individu yang maju ( inovatif), termasuk dalam
golongan “penerap dini” yang atas dasr kesadarannya bersedia (tanpa
menuntut upah) bekerja sama sebagai rekan sekerja penyuluh kehutanan
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kehutanan bagi warga masyarakat
sekitar (terutama dilingkungan sosialnya sendiri).
Metode penyuluhan individu adalah metode yang menggunakan
individu-individu sebagai sasaran utama penyuluhan. Artinya, di dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu melakukan kontak
pribadi secara berkelanjutan dengan individu-individu kecil tersebut
untuk kemudian selaras dengan karakteristik individu seperti yang
dikemukakan di atas, mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan
penyuluhan tersebut kepada seluruh warga masyarakat sebagai penyuluh
“sukarela”.
Metode ini sangat efesien karena penyuluh tidak perlu berhadapan
langsung dengan seluruh warga masyarakat dan lebih efektif karena
penyuluhan dilakukan sendiri oleh individu yang sudah dikenal, diakui
dan dipanuti oleh masyarakat setempat.
b) Kontak tani hutan
Anggota kelompok tani hutan biasanya merupakan petani pemilik lahan
garapan atau penggarap lahan orang lain, pengalamannya dalam berusaha
tani telah banyak, dinamis dan mempunyai pandangan yang positif terhadap
teknologi pemanfaatan hutan yang baru karena keinginannya untuk
mencapai peningkatan dalam produksinya memanfaatkan lahan dan hutan.
Seorang kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungan
perkampungannya.
Kontak tani hutan terdiri dari sekumpulan petani (biasanya terdiri dari
15 orang) yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani.
Organisasinya bersifat non formal, namun demikian dapat dikatakan kuat
karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas kekeluargaan. Biasanya
menjadi motor dalam kelompok ini adalah kontak tani hutan yang
hubungannnya dengan para anggota kelompok itu demikian erat dan luwes
dan atas dasar kewajaran. Kelompok tani hutan terbentuk atas dasar
kesadaran , jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini menghendaki
terwujudnya pemanfaatan hutan dengan cara bijaksana, terutama
memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian, misalnya dengan sistem
Agroforestry, usaha tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera
dalam pengembangan hidupnya.
Adapun fungsi kelompok tani hutan, yaitu sebagai wadah terpeliharanya
dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotong-royongan.
Fungsi ini terjabarkan dalam kegiatan ; pengadaan saran produksi
(saprodi) yang murah dengan cara melakukan pembelian secara bersama
(massal); pengadaan bibit tanaman yang resisten untuk kepentinga para
angotanya dengan jalan mengusahakan kebun bibit bersama; mengusahakan
kegiatan pemberantasan/pengendalian hama/penyakit tanaman secara
terpadu; guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki
prasarana-prasarana yang menunjang usaha taninya (saluran air,
terasering lahan, penanggulangan erosi, perbaikan jalan setapak, dll;
menyelenggarkan demonstrasi cara bercocok tanam dengan mengkombinasikan
tanaman hutan dan tanaman pertanian (Agroforestry), cara mengatasi
ham/penyakit tanaman yang dilakukan bersama penyuluh kehutanan; dan
mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang
baik dan seragam dan kemudian mengusahakan pula pemasaran secara bersama
agar terwujud harga yang baik dan seragam.
c) Himpunan tani
Himpunan tani merupakan organisasi para petani yang formal, beranggaran
dasar dan berpengurusan yang layak. Para anggotanya terdiri dari
kelompok petani-petani yang ada di pedesaan atau disekitar areal
hutan/pertanian. Kegiatannya pun tak jauh berbeda dengan kelompok tani
yaitu sebagai media masyarakat tani yang berkembang dengan dinamis,
sebagai alat untuk mewujudkan perubahan-perubahan baru yang maju
dilingkungan para petani dan sebagai wadah penyatuan aspirasi yang sehat
sesuai dengan keinginan atau hati nurani para petani. Surat kabar,
radio, dan televisi, majalah tentang kehutanan, pamflet, leaflet, dan
poster merupakan media mati dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar